Menuju Sarjana
Alah bantuak iko, ndak juo capek wisuda do..... | Mati se lah ndak ??
Home Bahan Kuliah & Makalah Tugas & Tugas Lagi Catatan Akhir Pekan Download About Me

Semester IV

I. PERTUMBUHAN AGAMA PADA ANAK-ANAK
Pada umumnya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan, pengalaman dan latihan-latiha yang dilaluinya pada masa kecilnya dulu. Seorang yang pada waktu kecilnya tidak pernah mendapatkan pendidikan agama, maka pada masa dewasanya nanti ia tidak akan merasakan pentingnya agama dalam hidupnya. W.H. Clark berpendapat bahwa anak-anak itu adalah manusia dalam bentuk, akan tetapi masih dekat kepada hewan.
A. Bagaimana Caranya Anak Mengenal Tuhan
Anak-anak mulai mengenal tuhan, melalui bahasa. Pada mulanya anak-anak memang kurang memperhatikan tentang Tuhan. Akan tetapi ketika setelah ia melihat orang dewasa menunjukkan rasa kagum dan takut kepada Tuhan, maka mulailah ia merasa sedikit lebih gelisah dan ragu tentang sesuatu yang ghaib yang tidak dapat dilihatnya itu, dan kemungkinan ia juga akan ikut membaca dan mengulang kata-kata yang diucapkan oleh orang tuanya. Lambat laut tanpa ia sadari, akan masuklah pemikiran mengenai tuhan dalam pembinaan kepribadiannya dan menjadi objek pengalaman agamis.
Maka tuhan bagi balita dan anak-anak pada permulaan merupakan nama dari sesuatu yang asing, yang tidak dikenalnya dan diragukannya kebaikan niatnya. Tidak adanya perhatian kepada tuhan pada permulaan karena ia belum mempunyai pengalaman yang akan membawanya kesana.
Kegamuman dan penghargaan kepada bapaknya adalah penting untuk pembinaan jiwa, moral dan fikiran, sampai umur + 5 tahun, dan inilah bibit yang akan menumbuhkan kepercayaan kepada Allah dalam masyarakat beragama.
Anak-anak pada umur 3 – 4 tahun anak-anak sering mengemukakan pertanyaan yang ada hubungannya dengan agama, seperti : “Siapa tuhan, dimana surga, bagaimana pergi kesana?”. Dan cara memandang alam mini seperti memandang dirinya sendiri, belum ada pengertian tentang metafisik. Dan anak-anak akan menerima segala jawaban apapun yang diberikan atas semua pertanyaan-pertanyaan untuk sementara waktu, tapi kadang-kadang jawaban-jawaban yang kurang serasi dapat membawa kerag-raguan dan kebimbangan pada anak-anak. Apa yang dipercayai anak adalah apa yang diajarkan oleh orangtuanya, oleh karena itu orang tua harus hati-hati mengajarkan mengenai tuhan kepada anak-anak.

B. Pentingnya Hubungan antara Anak-Anak dan Orang Tua
Karena orang tua adalah pusat kehidupan rohani si anak dan sebagai penyebab berkenalan anak kepada dunia luar, maka setiap sikap dan reaksi emosi anak di kemudian hari terpengaruh kepada sikap orang tuanya.
Latihan-latihan keagamaan hendaklah dilakukan sedemikian rupa sehinggan menumbuhkan nilai-nilai dan rasa aman, karena mempunyai nilai-nilai tersebut sangat penting dalam pertumbuhan anak.
Apabila latihan-latihan agama dilalaikan pada waktu kecil, atau diberikan dengan cara yang salah atau tidak cocok, maka dewasa nanti ia akan cenderung akan atheis dan tidak peduli kepada agama, atau kurang merasa pentingnya agama terhadap dirinya (Allport).
Kepercayaan anak-anak akan tumbuh melalui latihan dan didikan yang diterimanya dari sekitarnya, baik orang tua maupun lingkungannya. Biasanya kepercayaan-kepercayaan itu berdasarkan konsepsi-konsepsi yang nyata, misalnya seperti cara berfikir tentang Tuhan, Malaikat, Jin, surga, neraka dan sebagainya adalah dalam bentuk atau gambaran yang pernah dilihat dan didengarnya, hal ini nanti akan berubah setelah pengertian dan pengalamannya sehari-hari dalam bermacam-macam kesempatan makin banyak dan bertambah luas. Perkembangan pengertian anak-anak tentang agama sejalan dengan pertumbuhan kecerdasan yang dilaluinya.
Berhubungan karena anak-anak cenderung kepada memandang semua yang diketahuinya dengan cara yang sederhana, maka menyimpang atau salahnya pengetian anak, ini disebabkan oleh kata-kata yang menerangkan konsep-konsep tersebut. Biasanya hal ini akan sering terjadi terahadap anak-anak.
Sebelum anak-anak menginjak usia 7 tahun, perasaannya terhadap Tuhan adalah negative yaitu takut, menentang dan ragu. Akan tetapi pada usia diatas 7 tahun ia akan mulai bersikap positif dengan mulai menerima semua kenyataan, dan mulai tahun nilai baik dan buruk dari perilakunya.

C. Pembinaan Pribadi Anak
Orang tua adalah pembinan pribadi pertama bagi anak, kehidupan orang tua, sikap dan tata cara hidup, merupakan unsure-unsur pendidikan yang tidak langsung, tapi dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang berkembang itu.
Begitu juga dengan guru agama, guru agama mempunyai tugas yang cukup berat, yaitu ikut membina pribadi si anak disamping mengajarkan pengetahuan agama kepada si anak. Guru agama hendaknya membawa anak didik kearah pribadi yang sehat dan baik. Seperti cara bergaul dengan teman sebaya, cara menghadapi masalah, cara berpakaian dan sebagainya.


II. PERTUMBUHAN AGAMA PADA REMAJA
1. Pertumbuhan Mental Remaja
Pertumbuhan pengertian mengenai ide-ide agama sejalan dengan perkembangan kecerdasan. Pengertian-pengertian mengenai hal-hal yang abstrak, yang tidak dapat dirasakan langsung baru dapat diterima remaja apabila pertumbuhan dan perkembangannya telah memungkinkan untuk itu.
Alfred Binet (1857-1911) seorang Psikolog Prancis mengemukakan bahwa kemampuan untuk mengerti masalah-masalah yang abstrak, tidak sempurna perkembangannya sebelum mencapai usia 12 tahun. Dan kemampuan untuk mengambil kesimpulan-kesimpulan yang abstrak dari fakta-fakta yang ada, baru tampak pada usia 14 tahun.
Karena itu tidak jarang ide-ide dab pokok-pokok agama ditolak atau dikritik oleh anak-anak yang telah meningkat pada usia remaja, bahkan bisa mengakibatkan mereka menjadi bimbang dalam beragama.
2. Berbagai Problema Pada Remaja
Berbagai problema psikologis yang melekat pada remaja yang kadang memberikan pengaruh yang menyulitkan pada perkembangannya dalam memahami pengertian pentingnya agama ada dalam kehidupannya.
Problema tersebut antara lain:
- Masalah hari depan
Setiap remaja tentunya memikirkan hari depannya, namun ada perbedaan seberapa jauh dan seberapa focus ia menatap masa depannya. Kecemasan mengenai masa depan yang kurang pasti akan menimbulkan berbagai problema yang lain, misalnya semangat belajar menurun, rasa tertekan karena pikiran sendiri, bahkan kadang-kadang mudah terpengaruh akan hal-hal yang tidak baik. Dan seringkali perhatian mereka kepada agama menjadi menurun.
- Masalah hubungannya dengan orangtua
Hal ini sering terjadi pada diri seorang remaja, dimana adanya perbedaan pendapat dengan orang tua dalam berbagai hal.
- Masalah moral dan agama
Perubahan nilai dan norma yang terjadi dalam kalangan lingkungan remaja bisa menjadikan remaja merasa acuh terhadap nilai dan norma agama.

3. Mengatasi Problema Remaja
Cara mengarahkan remaja dalam menghadapi problema yang sedang dihadapinya:
- Tunjukan sikap bahwa kita memahami mereka
Adalah ketidakbijaksanaan kalau kita mengabaikan perasaan dan pertarungan jiwa yang sedang dialami oleh remaja tanpa penganalisaan mengapa hukum itu demikian. Sebaiknya kita tunjukkan bahwa kita faham yang mereka alami dan mereka rasakan. Setelah itu barulah kita mengemukakan ajaran agama mengenai hal itu secara sederhana dan mencarikan hikmah dan manfaatnya.
- Dekatkan agama pada mereka
Dengan mendekatkan remaja kepada agama, akan lebih memudahkan mereka untuk mengontrol sikap mereka dalam mematuhi peraturan dan ketentuan agama. Jangan sampai pengetahuan agama hanya sekedar pengetahuan yang tidak berarti apa dalam kehidupan mereka sehari-hari.
4. Masalah Mati dan Kekekalan
Meskipun remaja telah mengetahui akan adanya kematian, akan tetapi mereka tidak dapat menghilangkan kegelisahan. Ketakutan tersebut sering diakibatkan oleh alasan-alasan sebagai berikut:
a. Takut berpisah dengan keluarga.
b. Takut diri sendiri akan mati, karena :
- Berpisah dengan orang yang disayangi dan kuatir meninggalkan mereka
- Takut akan bertemu dengan Allah, takut dengan dosa-dosa yang telah diperbuat.
- Takut karena ambisi didunia belum tercapai, contoh belum tercapainya harapan dan cita-cita.
0 komentar:

Posting Komentar

THE DAFTAR

:: SENIN ::
kosong

:: SELASA ::
KMD II (14:00)

:: RABU ::
Pembelajaran Fiqh (8:30)
Tugas -> Kewarisan
--------------------------
Pembelajaran SPI (10:30)

:: KAMIS ::
Masa'il Fiqhiyah (10:30)
Tugas >> Kontroversi Haramnya Facebook
--------------------------
Perbandingan Pendidikan (16:00)

:: JUM'AT ::
Kapita Selekta Pendidikan Islam (14:00)
Ilmu Mantiq (16:00)

:: SABTU ::
Ilmu Pendidikan Islam (08:30)
Statistik Pendidikan (10:30)
Pengembangan Kurikulum PAI (16:00)

Categories